Kabupaten Tulungagung adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Tulungagung terkenal sebagai satu dari beberapa daerah penghasil marmer terbesar di Indonesia, dan terletak terletak 154 km barat daya Kota Surabaya , ibu kota Jawa Timur.
Bahasa Khas : Untuk penggunaan Bahasa Jawa baik itu di Tulungagung, Kediri, Blitar, Trenggalek, Nganjuk, Ngawi, Pacitan, Ponorogo, Madiun, Magetan, serta sekitar Bojonegoro dan Tuban (yang kesemuanya itu temasuk wilayah Jawa Timur bagian barat/kulonan), Bahasa Jawa yang digunakan pada umumnya sama yaitu Bahasa Jawa Alus, sama persis dengan Bahasa Jawa yang biasa digunakan oleh masyarakat Jawa Tengah dan Yogyakarta. Misalnya Bahasa jawa ngoko : ora, piye, kowe, kuwi, kae, ben, ujuk-ujuk, di rasakne/dirasakke, bocah, panganane enak tenan, montore penak, lan liyo liyane.
Untuk pakaian adatnya pun di Tulungagung dan kota-kota tersebut diatas cenderung sama dengan pakaian adat Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Kerajinan/Industri khas :
- Batik khas Tulungagungan.
- Marmer dan batu Onix, Tulungagung merupakan salah satu penghasil marmer terbesar di Indonesia.
- Kerajinan Kulit hewan, misalnya kerajinan dompet dari kulit, sabuk dari kulit, sandal dari kulit, dll.
- Kerajinan dari ijuk atau dari kulit kelapa, misalnya keset (pembersih kaki), sapu, dll. Kerajinan ini ada di Desa Plosokandang dan sekitarnya.
- Tape bakar, biasa ada di pinggir-pinggir jalan Kota Tulungagung.
- Krupuk / Opak rambak.
- Sompel Tulungagung (lontong + lodeh).
- Jenang abang, jenang putih, jenang grendul.
- Sambel Tumpang.
- Pecel.
jadi jika sobat pecinta kopi , mampirlah ke tulungagung . Rasakan sensasinya kopi Tulungagung.
Selain itu ada beberapa Budaya yang masih ada di Tulungagung
- Lelangen Beksa / Tayub
Lelangen Beksa / Tayub Tulungagung merupakan suatu adat istiadat yang bisa turut memperkenalkan Tulungagung ke mata dunia. Lelangan Beksa merupakan nilai-nilai yang diajarkan dalam Masyarakat Jawa, atau petuah yang selalu disampaikan saat ada hajatan atau acara-acara resmi. - Ritual Tari Tiban
Tiban adalah tari sakral untuk menurunkan hujan. Dalam masyarakat Tulungagung, tetesan darah disimbolkan sebagai perjuangan gigih dalam mencari air, terutama hujan yang mutlak diperlukan oleh semua petani. Ritual Tiban biasanya dilakukan pada musim kemarau. - Jaranan Sentherewe
Seni jaranan yang satu ini adalah penggabungan seni jaranan Jawa dengan gerak yang agresif, penuh energi dan dinamis. - Reog Tulungagung
Reog Tulungagung pernah berkembang dan meraih perhatian publik. Bahkan, semua orang di Tulungagung mengetahui tentang Reog Tulungagung sebagai seni tradisional. Jumlah penari reog ini ada 6 secara paralel dengan instrumentalis wajib pengiring reog, yaitu "dhodhog", dan semua penari tadi menggunakan "udheng gilig", yaitu kostum khusus sebagai pengikat kepala. - Ketoprak
Drama tradisional yang tumbuh dan berkembang pesat di Tulungagung adalah "Ketoprak". Ketoprak, yang masih tenar sampai saat ini adalah ketoprak Siswo Budoyo. - Wayang Kulit
Seperti daerah lain di Pulau Jawa, Wayang Kulit masih menjadi kinerja menarik bagi masyarakat Tulungagung. Beberapa dalang-dalang populer lahir dari Tulungagung. - Wayang Jemblung
Di daerah Tulungagung, masih ada banyak pementasan wayang Jemblung (crita Menak). Selain sebagai hiburan, Jemblung memuat kisah Walisanga dalam penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Wayang Jemblung sebagai instrumennya terdiri dari 8 Rebana dan satu kendang. Wayang yang digunakan terbuat dari kulit dengan motif campuran Wayang Purwa dan Wayang Krucil. - Kentrung
Kesenian ini merupakan seni bercerita di Tulungagung. Kentrung Tulungagung dimainkan oleh dua orang, terdiri dari dalang yang merangkap sebagai pemain kendang dan satu 'pengrawit' sebagai pendukung dalang dan memainkan Ketipung dan Terbang. Kentrung yang masih berkembang di Tulungagung adalah kentrung Jaimah yang terletak di dusun Patik, desa Batangsaren, Kauman. - Campursari
Campursari juga berkembang pesat di Tulungagung dan menambahkan warna baru dalam musik kontemporer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar